Sebagai proses tindak lanjut mengenai pelaporan tersebut, Leroy Osmani datang untuk diperiksa di Polda Metro Jaya, Selasa (28/06). "Saya sebagai Ketua 1 Bidang Organisasi. Saya sampaikan apa adanya. Saya sampaikan, saya menandatangani apa yang tertulis dalam formulir. Kalau sesuai ADART itu yang saya tandatangani," ungkapnya ketika ditemui seusai pemeriksaan.

Leroy mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tak tahu menahu mengenai benar atau tidaknya data yang dicantumkan Aa Gatot di AD/ART. "Aa menuliskan, sebenarnya ada tujuh data, tapi dua tidak ditulis. Lima peran pembantu dua masih lagi shooting, nah itu saya tandatangani. Artinya udah sesuai dengan AD/ART. Soal isinya bener atau tidak it's not my own bussines. Saya tanya ke sekretariat, gimana? Ya udah. Ya saya tandatangan aja," urainya panjang.

Selama diperiksa, Leroy diberi 13 pertanyaan normatif. Salah satunya adalah mengenai waktu kejadian. "Seperti kapan kejadiannya. Saya tandangan, terus sekretariat ngecek, oke jalan terus. Kemudian diterbitkan kartu anggota biasa buat Aa Gatot, itu yang dimasalahkan," ungkapnya.

Satu hal yang membuat kesal Leroy adalah banyak anggota baru di saat akhir kepengurusannya bersama Yenny Rachman. Saking banyaknya yang mendaftar, ia dan rekannya di PARFI tak bisa memeriksa keabsahan data anggota. "Sebelumnya kemana aja. Saya menandatangani hampir 1000 formulir. Ngecek itu bener atau enggak kan enggak mungkin. Kartu anggota biasanya udah dicetak. Tandatangan sudah ada. Jadi kalau si A sudah oke, tinggal dilegitimasi," pungkasnya. (kpl/hen/dka)